Minggu, 12 Desember 2010

Dorama Satorare - Transparant

Film ini bagus menurutku...dorama dengan konsep unik yang seperti biasa orang jepang membuat film ide cerita pasti bagus....dari 10 juta orang ada satu penderita Satorare,biasanya Satorare ini jenius dan keberadaannya dikondisikan oleh Pemerintah sehingga para Satorare tidak mengerti bahwa dirinya menderita sindrome ini. Jika satorare mengetahui kenyataan bahwa dirinya Satorare, maka mereka akan rentan stress dan cenderung untuk bunuh diri...apa dan bagaimana Dorama Satorare itu berikut reviewnya:
Seorang dokter muda Kenichi yang baik hati menderita sindrom yang jarang terjadi dimana perasaan penderita sindrome ini tidak dapat disembunyikan dan dapat didengar oleh setiap orang dengan radius tertentu => orang-orang seperti ini dikenal sebagai "satorare" dan keberadaan mereka di bawah perlindungan pemerintah khusus yang menangani satorare.
Karena semua pikiran Kenicihi selalu didengar oleh rekan-rekan rumah sakit nya  menciptakan banyak ketidaknyamanan mereka dan mereka mencoba untuk mengusir Kenichi  pergi. Dalam langkah pengusiran Satorare  seorang dokter wanita cantik
Hoshino Noriko yang putus cinta mencoba untuk melindungi Kenicihi.
ternyata Satorare berasal dari manga:
 Versi doramanya gak mirip deh ~.~
 
Readmore »»

Sabtu, 11 Desember 2010

Tsuki No Koibito - Best dorama that i have seen


Nih dorama salah satu yang terbaik menurutku,mengenang kebangkitan Long Vacation
Rensuke Hazuki (Takuya Kimura) adalah presiden muda Regolith furniture perusahaan yang sangat sukses. Melihat untuk memperluas beliau berkembang di luar negeri, Rensuke berencana untuk membuka toko di Shanghai, Cina. Berita tentang pembukaan toko di Shanghai menyebabkan protes dari pekerja pabrik yang takut kehilangan lapangan pekerjaan. Rensuke kemudian perjalanan ke Shanghai dengan teman sekolahnya saat SMA Maemi (Ryoko Shinohara) -  Rensuke berharap akan desain interiornya sukses. Rensuke dan Maemi kemudian bertemu seorang wakil bagi para pekerja pabrik lokal bernama Shumei (ttg Lin Zhi Ling). Pertemuan ini kemudian berubah kehidupan Rensuke, Maemi, dan Shumei .......Lagu soundtracknya mantabs punya,lagu dari Toshinobu Kubota berjudul LOVE...buat download lagunya klik http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=85834&p=4836165&viewfull=1#post4836165 tapi jangan lupa register dulu
Readmore »»

About 20th Century Boys

Komik dari bang Urasawa Naoki mangaka cerdas yang bisa membuat cerita menjadi menarik,kompleks dan penuh teka-teki namun tidak membosankan...Berikut synopsis dari mbah WIKI:20th Century Boys atau Anak Lelaki Abad 20 (20世紀少年, Nijusseiki Shōnen?) adalah judul sebuah manga fiksi ilmiah karya Urasawa Naoki yang terkenal dengan karya lainnya seperti Monster, Pluto. Manga ini diterbitkan sejak tahun 1999 oleh Shōgakukan. Tahun 2001, manga ini meraih Penghargaan Manga Kodansha dalam kategori Umum. Di Indonesia, 20th Century Boys diterbitkan Level Comics mulai tahun 2005. Ceritanya sendiri cukup kompleks dan berat, khas Urasawa Naoki.

Direncanakan versi live-action layar lebar film ini akan dirilis pada tahun 2008 (2 tahun lalu episode ke satunya).
Komik ini menceritakan tentang Kenji, yang terlibat dengan sebuah organisasi misterius bernama "Sahabat". Organisasi tersebut kemudian dicurigai Kenji sebagai dalang di balik bencana dan kejadian misterius di Jepang. Yang membuat Kenji merasa aneh adalah semua kejadian tersebut merupakan realisasi dari mimpi dan rencananya saat kecil.

Di masa kecilnya, Kenji bersama-sama temannya membuat sebuah khayalan tentang masa depan seperti tentang terjadinya serangan monster raksasa yang menghancurkan Tokyo pada malam tahun baru 2000. Dan disertai dengan serangan virus di berbagai kota besar dunia lainnya. Ramalan ini laulu ditulis dalam "Buku Ramalan".

Ketika dewasa, Kenji harus berjuang mengumpulkan kembali teman-teman kecilnya dulu, untuk mencari tahu siapakah "Sahabat" yang mencontek khayalan masa kecil mereka.

Dan puncaknya ketika pergantian tahun 2000, ketika "Sahabat" sudah menggalang kekuatan dan menginfiltrasi segala hal dari kepolisian, pemerintahan dan politik, Kenji dicap sebagai teroris yang mendalangi bencana monster dan virus yang terjadi di dunia, terutama di Jepang.

Tahun 2014 Endo Kanna berniat melanjutkan perjuangan pamanya untuk melawan sahabat.Teman-teman kenji berkumpul kembali dan menyusun strategi perang.Namun di tahun 2015.Sahabat terbunuh pada saat upacara pembukaan expo '15. Sahabat hidup kembali dan menyelamatkan sri paus dari terjangan peluru. Kemudian sesuai dengan buku ramalan yang dibuat kenji dan kawan-kawan.Virus kembali menyebar di seluruh dunia dan merenggut banyak korban.

'Kanna' lalu berjuang mengumpulkan orang-orang yang memberontak kepada "Sahabat" lalu mendirikan sebuah organisasi "Ratu Es".Kennji yang ternyata belum mati ikut berjuang mencari "Sahabat dengan nama samaran Yabuki Joe. Kenji bertemu Monjome yang ternyata dikhianati Sahabat dan ditugaskan menjaga sebuah gerbang perbatasan. Pada pembukaan Expo '17 Sahabat meluncurkan 2 piring terbang dan satu robot untuk menyebarkan virus baru. Piring terbang masing-masing dihancurkan oleh Occho dan Sanjuu, sedangkan robot dihancurkan Kenji. Sahabat membuka identitasnya yang selama ini memjadi misteri. Sahabat ternyata adalah Fukubei yang dipercaya Kenji mati pada Serangan Malam Tahun Baru 2000. Monjome yang tiba-tiba datang menembak Sahabat/Fukubei dari belakang menggunakan pistolnya.
[sunting] Tokoh

* Kenji Endo (遠藤 健児, Endō Kenji?): Tokoh sentral paruh pertama manga ini. Kenji dulunya hanyalah anak yang sering berkhayal dan memimpikan penyelamatan dunia. Dia dan kawan-kawan sepermainannya mengarang cerita penghancuran dunia. Setelah beranjak dewasa, dia mulai menyadari bahwa cerita-cerita yang dikarang teman-teman dan dirinya mulai menjadi kenyataan. Dia lalu berusaha untuk menyelamatkan Dunia dari kehancuran yang ditimbulkan oleh orang misterius yang mencontek cerita karangan Kenji dan kawan-kawan, sahabat.

* Kanna Endo (遠藤 カンナ, Endō Kanna?): Tokoh sentral yang melanjutkan perjuangan Kenji setelah "kematian" dirinya. Kanna adalah anak dari Kiriko, kakak perempuan Kenji. Konon, Sahabat adalah ayahnya. Gadis ini memiliki kemampuan ESP (Extra Sensory Perception) seperti membengkokkan sendok dan mengeluarkan kharisma yang luar biasa. Dia dijuluki Ice Queen karena sikapnya yang dingin. Karena usianya yang masih muda, tokoh Kanna digambarkan tidak sabaran dan gegabah dalam bertindak dan mengambil keputusan.

* "Sahabat" (ともだち, Tomodachi?): "Sahabat" ("Tomodachi") adalah tokoh antagonis utama dalam manga ini. Dia selalu digambarkan menggunakan topeng. Wajah aslinya tidak pernah terlihat. Belakangan dicurigai dia adalah Fukubei, salah satu teman Kenji. Setelah dia mati, ternyata sahabat masih ada.

* Occho (オッチョ?): Sahabat Kenji sejak kecil ini adalah pemimpin gang mereka semasa kanak-kanak. Sejak kecil sudah terlihat dingin dan angkuh.

* Yoshitsune (ヨシツネ?): Sang Kapten.

* Dewa (神様?): Seorang tunawisma yang memiliki kemampuan meramal lewat mimpi.

Readmore »»

About my lovely Band

 HB Soul Terbentuk kira-kira 6 bulan yang lalu genrenya jazzy....sekarang lagi vakum cleaner karena personilnya lagi kalang kabut sama tugas  kuliah masing-masig....semangat rek!
Band terlamaku di malang udah 5 tahun lebih ama Genova aku ngerasa band ini kayak band keluarga deh...aku udah bgeband ama mereka 100 perform dan gak kebayang perjuanganku ama band ini...band ini gak akan pernah hilang dan gak akan pernah bubar....
kata musisi bijak "Klo kamu memang harus keluar dari band jadilah orang yang terakhir" Readmore »»

Schinder list

Film yang menggugah hati nurani...film kemanusiaan yang luar biasa...itu yang terbanyang dipikiranku saat nonton film ini....film karya Steven Spielberg yang sangat kontoversial sampai gak bisa tayang di Indonesia karena banyak adegan penyiksaan NAZI terhadap Yahudi... 
--berikut infonya dari mbah wiki:
Schindler's List adalah film 1993 berdasarkan novel Schindler's Ark karya Thomas Keneally, yang diterbitkan di Amerika Serikat dengan judul Schindler's List dan kemudian diedarkan kembali di negara-negara Persemakmuran dengan judul itu pula. Filmnya, yang diadaptasi oleh Steven Zaillian dan disutradarai oleh Steven Spielberg, mengisahkan riwayat Oskar Schindler, seorang pengusaha Katolik Jerman yang berperan dalam menyelamatkan nyawa lebih dari seribu orang Yahudi Polandia pada masa Holocaust. Judulnya merujuk kepada daftar nama dari 1.100 orang Yahudi yang dipekerjakan Schindler di pabriknya dan karenanya tidak dikirim ke kamp-kamp konsentras
Film ini disutradarai oleh sutradara terkenal Steven Spielberg, yang kemudian berbicara tentang pengaruh mendalam yang dihasilkan film itu pada dirinya pribadi. Film ini hampir seluruhnya diproduksi hitam-putih (dengan prolog dan epilog berwarna, sebuah mantel merah dalam dua adegan, dan lilin berwarna yang menyala dalam adegan lainnya). Film ini dibintangi oleh Liam Neeson sebagai Oskar Schindler, Ben Kingsley sebagai Itzhak Stern, dan Ralph Fiennes sebagai Amon Göth. Kata kuncinya sederhana saja, "Barangsiapa menyelamatkan satu nyawa, ia menyelamatkan seluruh dunia", sebuah kutipan dari Talmud. Film ini mendapatkan pujian dari para kritikus, karena menampilkan—kebrutalan yang mengerikan, seringkali dengan sangat terinci dan luar biasa—dari Holocaust.
Film ini dinominasikan untuk 12 Academy Awards, dan memenangkan tujuh di antaranya, termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik -- dua kategori yang sangat diincar -- untuk Spielberg. Banyak pendukungnya merasakan bahwa dalam produksi-produksi sebelumnya Spielberg telah diperlakukan secara tidak adil sehingga tidak pernah memenangkan penghargaan ini, meskipun pada kenyataannya ia pernah memperoleh Penghargaan Peringatan Irving G. Thalberg. Film ini juga mendapatkan Academy Award untuk Musik Orisinal, yang dikarang dan dibawakan dengan dirigen John Williams dan menampilkan permainan biola solo oleh pemain biola Israel terkenal Itzhak Perlman.
Pada tahun-tahun setelah diedarkannya, Schindler's List telah meningkat statusnya hingga dianggap sebagai salah satu film terbesar pada tahun 1990-an, kalaupun bukan dari segala masa. Film ini juga dianggap sebagai karya penyutradaraan terbesar dari Steven Spielberg oleh banyak penonton dan kritikus. Para penonton secara konsisten memilihnya sebagai salah satu dari 10 film terbaik (no. 5) di Internet Movie Database Top 250, sementara para kritikus memilihnya sebagai no. 9 dalam daftar American Film Institute's 100 film terbaik dalam 100 tahun AFI. Demikian pula, American Film Institute memilih peranan Liam Neeson sebagai Schindler sebagai pahlawan film terbaik ke-13 dari segala masa, sementara peran Ralph Fiennes sebagai Goeth dipilih sebagai peran antagonis ke-15 terbaik dalam daftar 100 pahlawan dan penjahat dalam 100 tahun AFI. Pada 2004, Library of Congress menetapkan film ini "secara kultural penting" dan memilihnya untuk diabadikan dalam Daftar Film Nasional.
Setelah sukses besar film Schindler's List, Spielberg mendirikan dan terus mendanai Yayasan Sejarah Visual Mereka yang Selamat dari Shoah, sebuah organisasi nir-laba dengan tujuan menyusun arsip untuk kesaksian yang difilmkan dari sebanyak mungkin mereka yang selamat dari Holocaust, sehingga pengalaman-pengalaman mereka tidak akan lenyap di masa depan.
Namun, sejarahwan Holocaust David M. Crowe mempertanyakan otentisitas fakta-fakta yang disajikan dalam film ini. "Schindler tidak ada urusannya dengan daftar itu," demikian tulis si pengarang dalam biografi yang baru tentang pengusaha Jerman itu. Oskar Schindler sedang berada di penjara karena menyogok perwira SS, Amon Göth, ketika daftar yang termasyhur itu disusun dan tidak banyak terlibat dengannya, demikian menurut sebuah laporan New York Times.
Dari keseluruhan sembilan daftar, empat daftar terutama disusun oleh Marcel Goldberg, seorang asisten Yahudi yang korup dari perwira SS yang bertugas mengirim orang-orang Yahudi itu, tulis Crowe.

Readmore »»

Cerpen Masa SMA



22 April 2007
Pemakaman Shinjuku
            Yuri Nohana menatap ke-38 batu nisan yang berjejer rapi dihadapannya dalam keheningan dan duka yang mendalam. Hatinya seakan-akan tertekan dari segala arah dan tanpa disadari air mata telah memenuhi sudut matanya.Aizawa Asano, Tomochi Murai, Chisato Murai, Daisuke Sagara, Eiri Naomi, Aoi Hotada, Frances Feordorovna,Garver Eonelly…Yuri berjalan mengitari nama-nama yang terpahat pada batu-batu nisan sambil menatapnya satu persatu. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa dan penuh bakat. Tangan-tangan mereka telah mempersembahkan ratusan nada indah dan memikat. Yuri telah  merasakan kenangan yang menakjubkan saat ia dan orang-orang ini bersama mempersembahkan nada-nada indah dan menakjubkan dipuluhan *concerto dengan lampu-lampu gemerlap dan tirai-tirai besar.Ada kerinduan luar biasa yang merayapi hati Yuri. Saat ia berada di tengah panggung dan semua mata tertuju padanya. Lalu jari-jemarinya mulai bergerak lincah pada tuts-tuts di depannya. Ia mempermainkan perasaaan penonton lewat  jari-jarinya itu.  Semua penonton terbius, berdecak kagum dan gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan saat ia menekan tuts terakhir. Yuri masih bisa merasakannya  bahkan setelah  18 tahun telah melewatinya  dan ia berusaha untuk tetap merasakannya.           Fukushima Hattori, Hayashibe Nanako, Sayoko Nohana…Yuri menghentikan langkahnya. Ia masih bisa mendengarkan suara biola sayoko menyayat hatinya…
15 April 1989
             Ruangan Auditorium itu sangat megah. Empat Lampu kristal tergantung kokoh di atasnya. Pilar-pilar putih putih setinggi empat meter berdiri tegak di sudut-sudut ruangan. Ratusan kursi merah yang berjejer melengkung menyerupai bulan sabit,  telah terisi penuh oleh penonton .Ruang auditorium itu sekarang penuh sesak. Semuanya tak sabar menunggu concerto dari  Tokyo Sonata Orchestra. Tokyo Sonata Orchestra tak diragukan lagi telah mempersembahkan permainan gemilang mereka saat concerto di Eropa bulan lalu. Lagu *Eine Kleine NacthMusic  dan *Divertimento sukses mereka bawakan.Dan untuk kesekian kalinya Yuri merasa agak gugup. Tak henti-hentinya ia membaca partitur didepannya. Simfoni No.1itu harus ia bawakan dengan sempurna pikirnya.Ia dan para

   *Konser musik klasik yang dibawakan oleh group orkestra * Lagu klasik karya Mozart
             
pemain orkestra lain sedang berada di ruang tunggu. Beberapa dari mereka ada yang merasa gugup. Fukushima Hattori pemain *cello tampak sedikit gugup. Ia menyembuyikannya dengan  pura-pura merapikan dasi kupu-kupunya yang jelas-jelas tak perlu dilakukannya karena dasi itu telah terpasang dengan benar. Aoi Hotada, gadis manis itu sedang duduk di pojok ruangan meyakinkan dirinya dengan bergumam samar bahwa senar biolanya tidak akan putus ditengah-tengah konser nanti.Daisuke Sagara *secondary violin tampak sedang mengobrol seru dengan Kakak beradik Tomochi Murai dan Chisato Murai yang juga sama-sama Secondary Violin.
            “Kau tampak gugup Nohana,” Frances Feodorovna sang  *kondektur tiba-tiba datang dari belakang. Nada rusianya sangat kental. “Aku harap kau dapat mempersembahkan musik yang kita bawakan nanti seperti saat concerto di Paris dua minggu lalu. Sambutan penonton luar biasa meriah saat itu”.
            “Semoga saja Frances, kami juga bergantung padamu,” ujar Yuri tak yakin. Simfoni No.1 memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Pada bagian pertengahan akan ada solo piano, yang berarti ia akan menjadi fokus permainan selama beberapa menit.
            “Baiklah aku percaya padamu Nohana . Maaf aku harus segera pergi menyiapkan beberapa partiturku dan tentu saja mentalku dengan sedikit sake tentunya”, Frances ternyata sedikit gugup juga malam itu.
            Sayoko baru saja  keluar dari ruang ganti,tepat saat Frances meninggalkan Yuri . Sayoko mengenakan gaun beludru warna hitam dan ia tampak cantik malam itu. Sayoko berwajah bundar dengan sorot mata yang menawan. Ia sedikit mirip dengan Yuri terutama mata mereka yang berwarna hijau mencolok. Sejak kecil Yuri agak iri terhadap adiknya itu. Sayoko selalu lebih pintar baik dibidang akademis maupun non akademis. Dia sempurna dalam banyak hal. Jika dibandingkan dengan banyaknya piala penghargaan Sayoko maka jumlah piala Yuri tidak ada apa-apanya. Sayoko pernah dinobatkan menjadi Best Violin Internsional Rhapsody berturut-turut 3 tahun ini. Belum lagi karinya yang cepat menanjak dan ia berhasil mendapat beasiswa penuh di Mori Music University sekolah musik bergengsi di Tokyo tempat Yuri dan Sayoko bersekolah.Yuri tak bisa mememendam rasa irinya.
*Semacam biola besar yang berfungsi sebagai bass *Pemain biola  yang bertugas sebagai background musik *Pemimpin orkestra
“Yurichan, apa kau siap malam ini?” tanya Sayoko dengan lembut.
“Lebih baik kau diam dan pergi dari hadapanku, apa kau tidak  lihat aku sedang membaca partitur?”, ujar Yuri dingin sambil melambai-lambaikan kertas tepat dihidung Sayoko. Sayoko langsung terdiam, ia tak berani melihat Yuri yang sedang mencoba menatapnya tajam. “Maaf,” Sayoko berkata gugup dan cepat. Lalu pergi menjauhi  Yuri.Yuri merasa lega dan melanjutkan membaca partiturnya dengan seksama.
Lima menit kemudian mereka mulai menuju koridor yang langsung menghubungkan mereka ke panggung . Suara penonton dari kejauhan terdengar ditelinga Yuri. Ia masih merasa gugup walaupun telah membaca partitur beberapa kali dan meyakinkan dirinya bahwa ia pasti bisa. Para pemain telah memasuki panggung dan menempati posisi masing-masing. Panggung itu masih ditutupi oleh tirai besar.Yuri duduk di bangku kecil sementara didepannya terdapat paino besar dan indah. Sayoko tampak sedang menaruh biolanya di pundak. Ia duduk beberapa meter disamping Yuri.  Dan tidak berani membalas tatapan Yuri.
“Perhatian…semuanya siap dengan alat masing-masing. Lagu  yang akan kita persembahkan malam hari ini adalah simfoni No.1 di D mayor. Perhatikan bagian staccato pada Secondary Violin,” ujar Franches kepada para pemain. Ia telah mempersiapkan partitur disinggasananya dan menggenggam tongkat kecil ditangan kanannya.
Kemudian Tirai terbuka perlahan, segera saja ruangan auditorium menjadi lebih megah dan dipenuhi gemuruh penonton. Semuanya bertepuk tangan semakin lama semakin keras lantas pelan dan hening.Mereka menunggu Tokyo Sonata Orchestra. Dalam hitungan detik Simfoni no. 1 mulai dimainkan. Yuri merasakan jari-jemarinya meluncur di tuts-tuts hitam dan putih , nada-nada membaur  menimbulkan keselarasan. Ia menjaga temponya dengan seksama. France mencoba melakukan gerakan untuk menyelaraskan permainan mereka..
Yuri mampu mendengarkan permainan cello Hattori mengalun lembut jauh dibelakangnya. Gesekan biola Aoi juga terdengar jelas oleh Yuri. Yuri melirik Sayoko yang sedang berkonsentrasi terhadap partiturnya. Permainan biolanya sangat indah dan menyayat. Rasa iri mulai merasuki Yuri. Saat tiba bagian solo piano Yuri menarik nafas. Lampu-lampu kuning menyoroti dirinya. Ia siap menekan tuts-tutsnya. Namun Tuts yang
* Pemberian aksen pada not-not tertentu

Mana ?!. Yuri bingung, ia terlalu sibuk mendengarkan permainan Sayoko sampai lupa.terhadap permaiananya.Yuri tak bisa berbuat apa-apa. Ia terdiam di tengah-tengah penonton yang sedang menunggunya dengan hening. Inilah akhir dari karirku, ujarnya pasrah. Aku tidak akan bisa melanjutkan permainan ini. Simfoni no. 1 berakhir sampai disini..t-tunggu dulu…
Keheningan itu dirobek oleh suara biola yang menyayat. Sayoko menyelamatkan Yuri dengan permainan biola miliknya. Ia memainkan kekosongan Yuri dengan sempurna. Para penonton bersorak kagum, mereka tak menyadari kealpaan Yuri, mereka hanya tahu, bahwa Simfoni No.1 telah dibawakan dengan luar biasa malam itu.Dan untuk kesekian kali, tepuk tangan membahana memenuhi ruangan auditorium.
21 April 1989
Kichijoji, Tokyo
            Yuri Nohana sedang duduk ditemani pianonya.Ia menekan-nekan tutsnya sembarangan untuk menumpahkan kekesalannya. DRENG DRENG DRENG… suara piano itu melantun dengan keras dan memekakan telinga. Kau kira bisa mengalahkan aku perempuan sialan ! ia terus memainkann pianonya sembarangan seperti orang kesetanan.Dan setelah beberapa menit ia memutuskan untuk berhenti karena beberapa jemarinya terasa sakit. Ia terpuruk di kursinya. Matanya memandang ke luar melalui jendela setengah terbuka didepannya.Hari itu sangat cerah, beberapa sakura  berjatuhan dan menciptakan gunungan dedaunan merah muda di sana-sini.Langit sangat crah dan tidak menunjukkan tanda-tanda hujan, matahari tampak menggantung  di ufuk barat menciptkan kehangatan yang nyaman. Namun sakura-sakura  dan kehangatan yang tak mampu mengurangi kekesalan Yuri.
Kegagalannya dalam concerto itu masih dirasakannya. Tak ada yang bisa ia salahkan kecuali satu orang : Sayoko. Aku harus memberinya hukuman, karena telah menghancurkan kehidupanku.Yuri pun segera masuk ke kamar Sayoko di lantai atas. Kamar itu sepi,.tampak piano putih di sudut ruangan dan beberapa piala yang berjajar di atas rak. Sayoko sedang pergi ke Kobe bersama teman-teman masa  kecilnya dulu.Yuri melihat sebuah botol obat didepannya,. dan ia mendapatkan hukuman yang terbaik untuk Sayoko

22 April 1989
Perbatasan Yokohama
Malam hari itu Tokyo Sonata Orchestra berangkat menuju *yūsu hosteru, di dekat Yokohama. Mereka akan mengadakan tour di beberapa kota di Jepang. Tour pertama mereka akan diselenggarakan di Yokohama, lalu Fukuoka, Nara, dan terakhir Sapporo. Minshuku tempat mereka menginap berada di Yokohama. Bus yang mereka tumpangi melaju dengan kencang. Bus itu melewati daerah dataran tinggi perbatasan Yokohama. Di kanan kiri terlihat hutan lebat dan jurang yang dalam. 
Yuri duduk dibangku belakang. Ia asik mendengarkan musik klasik melalui walkmannya.Selaian suara mesin yang menderu kencang, bus itu dalam keadaan sunyi senyap.Hampir semuanya tampak terlelap. Beberapa dari mereka terjaga. Hattori sedang membaca *Shounen Jump miliknya.Aoi Hotada dan Eiri Naomi sedang berbicara dengan pelan disamping Yuri. Sementara Sayoko, Yuri melihatnya dengan kesal , sedang memandang keluar jendela bus. Sesekali ia melihat Yuri dan tersenyum lembut. Akan tetapi, Yuri memasang tampang buruk. Sayoko yang merasakan respon yang tidak baik buru-buru memabalikkan badan. Namun belum sempat ia membalikkan badan, tiba-tiba…
BRUAKK…
            Roda bus itu terlepas begitu saja. Bus oleng ke kiri dan menabrak pembatas. Tak seorangpun yang sempat berteriak bahkan menyadari saat bus menabrak pembatas untuk kesekian kali dan meluncur masuk ke jurang  yang menganga. Bus itu berguling-guling. Terdengar suara pecahan kaca dan derakan menegrerikan dari besi yang penyok. Yuri terpelanting kesana-kemari. Ia dapat merasakan tubuhnya remuk. Bus itu terus meluncur turun,. Ia melihat Hattori menjerit unuk terkahir kali saat ia terpelanting keluar melalui jendela yang pecah. Beberapa dari mereka ada yang terjepit di sudut-sudut. Yuri bisa mendengar suara remukan tulang-tulang kawannya. Tubuh Frances yang  tak bergerak terpelanting disampingnya Semua jeritan dan kengerian berbaur menjadi satu. Dan Yuri merasakan kegelapan total meyelimutinya…
            Sayoko terbangun dan mendapatkan dirinya dalam keadaan setengah sadar. Ia menatap sekeliling dan menyadari bahwa hanya dirinya yang hidup saat itu. Bus tampak
* sebutan untuk penginapan yang mewah

amburadul dan hancur. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Ia melihat puluhan tubuh
tumpang tindih jadi satu.
            “ Tolong..,” ujarnya  lemah. “apa ada yang bisa mendengaraku…Siapapun tolong jawab aku,”Ia mencoba berdiri dengan sisa kekuatan terakhir. Ia meraba-raba semua tubuh yang ditemuinya, mencoba mencari tanda-tanda kehidupan selain dirinya.  Dan akhirnya ia melihat satu orang yang hidup. Sedang bergerak-gerak kesakitan.
            “Y-yurichan!!” Sayoko mendekati Yuri yang merintih lemah.
            “Sakit…kepalaku sakit” Sayoko merintih-rintih lemah.
            “ Ayo bangun Yurichan,kita harus pergi dari sini” Sayoko mencoba sekuat tenaga menyeret Yuri keluar dari Bus itu.
            “S-sayoko” Yuri tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia tak memiliki kekuatan. Seluruh tubuhnya seakan-akan tidak ada padanya dan untuk kedua kali kegelapan meyelimutinya.
22 April 2007
Pemakaman Shinjuku
            “Apa kau tahu apa yang kuinginkan Sayoko ?” Yuri memandang sedih di depan makam Sayoko yang ditumbuhi rerumputan hijau kekuningan. Nisan itu bergeming. Padahal hampir setiap tahun Yuri mengajaknya berbicara.
            “Bosan ?” Tanya Yuri. “ Kau tentunya bosan dengan apa yang selalu aku katakan kepadamu, selalu setiap tahun seperti itu. Mungkin kau bosan melihat tangisanku dan bosan melihatku berbicara seperti orang bodoh!!”  teriakan Yuri membuat beberapa burung gereja yang sedang hinggap di pepohonan berterbangan.
22 April 1989
Perbatasan Yokohama
            Yuri membuka mata, suara itu terlalu asing baginya. Suara dengungan di sekitar telinganya dan sinar matahari menyilaukan matanya dan untuk beberapa saat ia harus menutup mata lagi. Suara dengungan itu semakin keras dan membuat ia terjaga lagi. Ia membuka mata dan saat itu pula tubuhnya terasa sakit. Tubuhnya penuh luka. Dan kakinya seakan-akan tidak ada pada dirinya. Ia berada di pinggir hutan. Ia seharusnya masih berada didalam bus.
            Ia ingin mengingat apa yang terjadi, busnya terguling ke jurang, suara jeritan, dan banyak orang-orang mati disekelilingnya, dan Sayoko…Ia jelas-jelas menyadari Sayoko berada disampingnya beberapa saat yang lalu didalam bus. Aku harus mencarinya Ia menggerakkan tubuhnya saat ini. Dengan segenap kekuatan ia mencoba.. Ia ingin berteriak putus asa tapi tidak ada suara yang keluar. Ia hanyalah tubuh tanpa arti.Dan suara dengungan itu menjadi teman dalam kesedihan.
            Entah beberapa jam ia berbaring tanpa bisa berbuat apa-apa dan tiba-tiba kekuatannya muncul kembali. Aku harus mencoba bangun dan menemukan Sayoko. Dengan segenap tenaga ia akhirnya berhasil berdiri.Kakinya berderak mengerikan saat ia mencoba berjalan. Kelihatannya kaki kirinya patah.
            Yuri mencoba menyeret tubuhnya beberapa meter dan akhirnya ia melihat Sayoko sedang meringkuk tak berdaya. “Sayoko!!”. Yuri mendekati Sayoko dengan susah payah.Sayoko meringkuk sambil menggenggam dadanya. Ia kelihatannya sulit bernafas. Sayoko penderita asma.
            “O-obatku,” Sayoko menunjuk kearah bus yang terguling beberapa meter disamping mereka. Yuri tak mampu berkata apa-apa. Ia melihat Sayoko yang terus merintih-meintih sambil bergumam mendapatkan obatnya.
            “Maaf…kau tidak akan mendapatkan obat itu Sayoko, maafkan aku,”Yuri memeluk Sayoko. Tak terasa air mata bersalah mengucur dari matanya.
            “Obat…obatku” Sayoko merintih tak sadar . Ia semakin sulit bernafas.Tangannya yang menggenggam Sayoko dengan erat  semakin melemah.
            Pada akhirnya penyesalanlah yang datang .Ditengah-tengah hutan sunyi Yuri hanya bisa mendengar tangisannya. Ia baru menyadari bahwa satu nyawa lagi telah pergi  meninggalkannya. Maka ia menangis sejadi-jadinya.
 22 April 2007
Pemakaman Shinjuku
Yuri berdiri di depan makam Sayoko sambil mengenggam biola ditangannya.maka beberapa menit kemudian ia mulai mengalunkan nada-nada indah di tengah pemakaman itu. Yuri menyadari bahwa Simfoni no.1 ini berbeda dari sebelumnya. Ia tidak sendirian. Ia bisa  merasakan para pemain Tokyo Sonata Orchestra berada disekelilingnya. Aizawa Asano, Tomochi Murai, Chisato Murai, Daisuke Sagara, Eiri Naomi, Aoi Hotada, Frances Feordorovna…mereka akan selalu ada didalam hati Yuri. Mengalun lembut dan indah. Dan ia akhirnya menyadari bahwa Simfoni No.1 ini untuk Sayoko. Apa kau tahu apa yang kuinginkan Sayoko ?.
---Cerpen Dadakan dulu saat SMA ha..ha...ha--
Readmore »»

cuap -cuap

hai...selamat datang di Rianology...sebuah blog tentang aku sendiri...tentang apa yang aku ketahui...apa yang aku alami....apa yang ingin aku bagi....dan apapun yang ingin aku tulis.Tulisan itu adalah sebuah ide dari suatu pemikiran.Pemikiran itu mahal harganya....(harganya berapa ya??).Bagaimana orang bisa tahu pemikiran kita kalo nggak kita tulis.Sekali lagi menulis memang hal yang penting...maka keep going to writing.... Readmore »»